Apa Itu Altcoin? Apa Perbedaannya dengan Bitcoin?
“Altcoin” merupakan gabungan dari 2 kata, yaitu “alternative” dan “coin”. Istilah ini umumnya mencakup semua aset kripto dan token yang bukan Bitcoin.
Altcoin terkait dengan blockchain di mana mereka secara khusus dirancang. Banyak di antaranya merupakan hasil fork—menciptakan blockchain dari rantai lain—dari Bitcoin dan Ethereum.
Fork ini umumnya terjadi karena berbagai alasan. Sering kali, sekelompok pengembang memiliki pendapat yang berbeda dari kelompok lainnya dan memutuskan untuk menciptakan koin mereka sendiri.
Banyak altcoin digunakan dalam blockchain masing-masing untuk tujuan tertentu, seperti ether yang digunakan di Ethereum untuk membayar biaya transaksi.
Beberapa pengembang telah membuat fork dari Bitcoin dan muncul kembali sebagai upaya untuk bersaing dengannya sebagai metode pembayaran, seperti fork yang menciptakan Bitcoin Cash.
Beberapa altcoin menggunakan mekanisme konsensus yang berbeda untuk memvalidasi transaksi, membuka blok baru, atau berusaha membedakan diri dari Bitcoin dan Ethereum dengan menyediakan kemampuan atau tujuan baru yang lebih spesifik.
Sebagian besar altcoin dirancang dan diluncurkan oleh pengembang dengan visi atau kegunaan yang berbeda untuk token atau aset kripto mereka.
Kekurangan Altcoin: Likuiditas Rendah dan Risiko Tinggi
Terkait kekurangannya, altcoin memiliki pasar investasi yang lebih kecil dibandingkan dengan Bitcoin. Sejak tahun 2016, Bitcoin umumnya tetap berada di atas 40% dari total pasar aset kripto global.
Pasar altcoin biasanya didominasi oleh lebih sedikit investor dan aktivitas perdagangan yang rendah, sehingga mengakibatkan likuiditas yang terbatas.
Di samping itu, tidak selalu mudah untuk membedakan antara altcoin yang berbeda dan kasus penggunaan masing-masing sehingga membuat keputusan investasi menjadi lebih rumit dan membingungkan.
Kekurangan lainnya adalah beberapa altcoin yang “mati” akhirnya membuat para investor kehilangan uang mereka.
Negara Paling Bersih Korupsi di Dunia Berdasarkan CPI 2023
Bagaimanakah Masa Depan Altcoin?
Diskusi tentang masa depan altcoin dan aset kripto memiliki kesamaan sejarah dengan situasi yang menyebabkan penerbitan dolar oleh pemerintah federal pada abad ke-19.
Berbagai bentuk mata uang lokal beredar di Amerika Serikat pada saat itu, masing-masing memiliki karakteristik unik dan didukung oleh instrumen yang berbeda. Bank-bank lokal juga menerbitkan mata uang, kadang-kadang didukung oleh cadangan fiktif.
Keanekaragaman mata uang dan instrumen keuangan tersebut mirip dengan situasi pasar altcoin saat ini. Ada ribuan altcoin yang tersedia di pasar, masing-masing mengklaim melayani tujuan dan pasar yang berbeda.
Keadaan pasar altcoin saat ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar tidak akan terjadi konsolidasi ke dalam satu mata uang kripto tunggal.
Meski demikian, diperkirakan bahwa sebagian besar dari ribuan altcoin yang ada di pasar kripto kemungkinan tidak akan bertahan lama.
Pasar altcoin mungkin akan terkonsentrasi pada beberapa altcoin saja—yang memiliki utilitas kuat, kasus penggunaan yang jelas, serta tujuan blockchain yang solid—yang pada akhirnya akan mendominasi pasar.
Lima komponen korupsi
Tema dan logo Hari Antikorupsi Sedunia 2023.
Transparency International yang setiap tahun merilis daftar negara paling korup di dunia mendefinisikan korupsi sebagai perbuatan tidak pantas dan melanggar hukum oleh pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri.
Korupsi, menurut lembaga tersebut, dilakukan untuk memperkaya diri sendiri atau orang-orang terdekat dengan menyalahgunakan wewenang yang dipercayakan oleh publik.
Dalam praktiknya, korupsi pada dasarnya terdiri dari lima komponen, yakni:
Baca juga: Profil dan Rekam Jejak Syed Saddiq, Mantan Menpora Malaysia yang Dihukum Cambuk karena Korupsi
Korupsi yang dapat melibatkan pejabat pemerintahan bisa mendatangkan beberapa dampak yang merugikan negara.
Merujuk laman KPK, ada beberapa kerugian yang dapat dialami negara ketika korupsi terjadi, yakni:
Baca juga: Profil dan Harta Kekayaan Karen Agustiawan, Mantan Dirut Pertamina yang Terjerat Kasus Korupsi
Transparency International telah merilis daftar negara paling korup di dunia.
Terakhir kali, Transparency International merilis data tersebut untuk 2022.
Simak daftar daftar negara paling korup di dunia berikut ini:
Berdasarkan daftar yang dirilis Transparency International, Indonesia berada di posisi ke-110 sebagai negara paling korup di dunia dengan skor 34.
Baca juga: Karen Agustiawan dan Dugaan Kasus Korupsi yang Menjeratnya...
TRIBUNJATENG.COM, DOHA -- Perhelatan akbar Piala Dunia 2022 akan segera digelar di Qatar mulai Senin (21/11/2022) pekan depan hingga 18 Desember 2022 mendatang.
Berapa harga tiket Piala Dunia 2022 tersebut, disebutkan harga termurah adalah sebesar Rp160 Ribu dan yang paling mahal sendiri adalah Rp24 juta rupiah.
Baru-baru ini FIFA sudah menjual tiket Piala Dunia 2022 untuk semua pertandingan, sejak 4 Juli 2022.
Dikutip dari laman fifa.com, berikut ini harga tiket Piala Dunia 2022, dari laga pembuka hingga final:
Laga pembuka (Senegal vs Belanda)
Kategori 1: Rp9,2 juta
Kategori 2: Rp6,5 juta
Kategori 3: Rp4,5 juta
Kategori 4: Rp800 ribu
Kategori 1: Rp3,3 juta
Kategori 2: Rp2,4 juta
Kategori 4: Rp160 ribu
Bagaimana Cara Kerja Altcoin?
Altcoin bekerja dengan cara yang serupa dengan Bitcoin dan Ethereum dalam hal teknologi blockchain, tetapi dengan beberapa perbedaan signifikan yang memberinya karakteristik dan kegunaan unik.
Salah satu konsep penting dalam dunia altcoin adalah fork, yang merupakan proses ketika pengembang memutuskan untuk membuat cabang dari blockchain yang sudah ada.
Hal itu terjadi karena adanya perubahan protokol atau ketidaksepakatan di antara komunitas pengembang. Fork ini dapat menghasilkan altcoin baru yang menggunakan modifikasi dari blockchain aslinya.
Adapun yang lain melakukan fork atau dikembangkan dari nol, dengan tujuan menciptakan blockchain dan token yang menarik bagi industri atau kelompok tertentu.
Misalnya upaya Ripple yang menggunakan XRP Ledger dan XRP untuk menarik industri perbankan dengan sistem pembayaran yang lebih cepat.
Kelebihan dan Kekurangan Investasi Altcoin
Perlu diketahui bahwa salah satu kelebihan utama berinvestasi di altcoin bagi para investor adalah peluang untuk diversifikasi portofolio.
Altcoin menawarkan berbagai pilihan dengan fungsi dan teknologi yang berbeda, yang memungkinkan investor menyebarkan risiko mereka di berbagai proyek kripto.
Selain itu, banyak altcoin memiliki biaya masuk yang lebih rendah dibandingkan Bitcoin, yang menjadikannya alternatif yang menarik bagi investor yang ingin berpartisipasi di pasar mata uang kripto tanpa mengeluarkan modal besar.
Namun, ada juga beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Volatilitas altcoin cenderung lebih tinggi daripada Bitcoin, yang dapat menyebabkan fluktuasi harga yang ekstrem dalam waktu singkat.
Bukan itu saja, sulitnya menentukan altcoin mana yang memiliki kasus penggunaan yang sukses di pasar menjadi tantangan tersendiri bagi investor.
Banyak altcoin tidak memiliki utilitas yang jelas atau dukungan jangka panjang, yang membuat risiko kehilangan nilai lebih tinggi. Sejumlah altcoin bahkan mungkin tidak bertahan lama, membuat investor rentan terhadap kerugian.
Nah, itulah tadi pembahasan menarik tentang pengertian Altcoin, mulai dari sejarah, kelebihan hingga kekurangannya yang dapat kamu baca selengkapnya di artikel Akademi crypto di Indodax Academy.
Altcoin adalah mata uang kripto selain Bitcoin, dan kadang-kadang termasuk Ethereum. Altcoin mencakup ribuan token yang dirancang untuk tujuan berbeda.
Banyak altcoin dibuat sebagai solusi untuk keterbatasan Bitcoin, dengan menawarkan kecepatan transaksi lebih cepat, biaya lebih rendah, atau fitur baru seperti smart contract.
Altcoin populer meliputi stablecoin seperti USDT, token utilitas seperti Ether, dan token meme seperti Dogecoin.
Ya, pasar altcoin cenderung lebih volatil dan memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan Bitcoin karena likuiditas yang lebih rendah dan banyaknya proyek yang gagal.
Hanya altcoin yang memiliki utilitas jelas dan dukungan kuat yang kemungkinan akan bertahan di masa depan. Banyak altcoin lain mungkin menghilang dari pasar.
Indeks Persepsi Korupsi atau Corruption Perceptions Index (CPI) telah menilai negara paling korup di dunia. Indikator ini memberi skor dengan skala 0 (sangat korup) hingga 100 (sangat bersih) dari 180 negara. Lantas negara mana yang paling korup?
CPI menilai negara berdasarkan persepsi tingkat korupsi di sektor publik. Tindakan korupsi seperti penyuapan dan penyalahgunaan kekuasaan dinilai telah masuk ke banyak pengadilan dan lembaga peradilan lainnya di seluruh dunia.
CPI yang dikeluarkan oleh Transparency.org ini telah menggunakan penilaian dan survei para ahli untuk menentukan peringkat negara berdasarkan tingkat korupsi yang ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indeks ini pertama kali diluncurkan pada 1995 dan telah mendefinisikan korupsi sebagai "penyalahgunaan kekuasaan publik untuk keuntungan pribadi."
Berikut ini data yang dikutip dari Transparency.org dan World Population Review.
Negara Paling Korup di Dunia Berdasarkan CPI 2023
Kelebihan Altcoin: Inovasi dan Beragam Pilihan
Altcoin dianggap sebagai “versi yang lebih baik” dari aset kripto asalnya karena mereka bertujuan untuk mengatasi kekurangan yang dirasakan.
Altcoin yang menawarkan lebih banyak kegunaan cenderung memiliki peluang lebih baik untuk bertahan, seperti ether di jaringan Ethereum yang memiliki fungsi nyata.
Kelebihan lainnya adalah investor dapat memilih dari berbagai macam altcoin yang memiliki fungsi berbeda dalam ekonomi kripto.